Monocrystalline solar panel adalah jenis modul fotovoltaik yang terbuat dari struktur kristal tunggal dari material silikon. Proses manufaktur melibatkan pertumbuhan batang kristal tunggal, biasanya berbentuk silinder, dari bahan silikon yang meleleh. Hal ini menghasilkan struktur kisi kristal yang seragam dan kontinu di sel surya sehingga aliran elektron-nya lebih efisien.
Silikon monocrystalline yang digunakan dalam panel ini memiliki tingkat kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis panel surya lainnya, seperti panel polycrystalline atau thin-film. Kemurnian tinggi yang ini meningkatkan efisiensi dan kinerja panel monocrystalline dalam mengkonversi sinar matahari menjadi listrik.
Key takeaways:
- Monocrystalline solar panel relatif lebih mahal dibandingkan jenis polycrystalline maupun thin-film.
- Karakteristik khas dari monocrystalline solar panel adalah warna hitam atau biru gelap yang seragam.
Kelebihan dan Kekurangan Monocrystalline Solar Panel
Mono crystalline solar panel dikenal karena efisiensinya yang tinggi jika merujuk pada konversi sinar matahari menjadi energi listrik yang dapat digunakan. Efisiensinya biasanya berkisar antara 15% hingga 22%, dengan beberapa model canggih mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Dari segi penampilan, solar panel mono crystalline umumnya memiliki warna hitam atau biru gelap yang seragam. Sel-sel surya berbentuk persegi panjang atau kotak, dengan sudut yang membulat akibat proses pemotongan batang silinder. Penampilan yang ramping dan seragam membuat panel mono crystalline populer untuk instalasi di rumah dan komersial di mana estetika memainkan peran penting.
Kelebihan dari panel surya monocrystalline meliputi:
- Memiliki efisiensi relatif tinggi dalam mengubah energi matahari menjadi listrik. Struktur kristal tunggal memungkinkan elektron bergerak dengan lebih lancar sehingga meningkatkan kemampuan panel untuk menghasilkan listrik.
- Penampilan seragam (hitam atau gelap) dengan seluruh panel terbuat dari kristal tunggal.
- Performa baik pada kondisi cahaya rendah.
Kekurangan dari panel surya monocrystalline meliputi:
- Harga yang lebih tinggi dibandingkan panel surya polycrystalline maupun thin-film.
- Lebih rentan kerusakan akibat benturan maupun tekanan fisik khususnya pada saat pemasangan/instalasi.
- Seperti pada panel surya pada umumnya, mono crystalline solar panel dapat mengalami penurunan kinerja saat terkena panas berlebih.
Baca juga: Pemasangan dan Instalasi Atap Panel Surya
Rekomendasi Penggunaan Panel Surya Monocrystalline
Penggunaan mono crystalline solar panel dapat direkomendasikan dalam beberapa situasi dan aplikasi, terutama di mana efisiensi tinggi dan penampilan yang seragam diutamakan.
- Aplikasi residensial dan rumah tinggal. Selain untuk efisiensi energi, jenis ini meningkatkan nilai estetika properti.
- Bangunan komersial seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan fasilitas industri.
- Sistem off-grid di mana akses terhadap energi jaringan terbatas.
- Aplikasi khusus seperti instalasi atap rumah kaca, mobil listrik, kapal dan stasiun pengisian daya portabel.
- Pada lingkungan dengan cahaya matahari rendah. Selain pada cuaca mendung, panel surya monocrystalline lebih unggul sebagai penghasil listrik di daerah dengan cahaya matahari yang kurang tersedia dalam jumlah maksimum.
Berkat efisiensinya yang tinggi, monocrystalline solar panel membutuhkan ruang yang lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah listrik yang sama dibandingkan dengan jenis panel lainnya. Hal ini membuatnya cocok untuk instalasi dengan ruang atap atau tanah yang terbatas.
Untuk wilayah Indonesia, monocrystalline solar panel tersedia di MBS. Lengkap dengan solusi pemasangan/instalasi, MBS membantu pengguna untuk mendapatkan produk paling ideal sesuai skala kebutuhan.
Baca juga: Bagaimana Solar Panel Indonesia dapat Membantu Anda? Simak di Sini