Sistem fire alarm modern dimodifikasi agar kompatibel dengan kompleksitas kebutuhan khususnya di kota padat penduduk seperti DKI Jakarta. Selain itu, inovasi dalam sistem proteksi kebakaran sejalan dengan konsep smart city dan smart home.
Dengan berbagai teknologi modern, distributor fire alarm resmi seperti MBS pun menyediakan aneka jenis produk dan solusi fire alarm untuk berbagai skala mulai dari skala industri hingga skala rumah tangga.
Jenis Alarm Kebakaran Fire Protection System
Alarm kebakaran terbaru yang disesuaikan dengan sistem proteksi modern tersedia berdasarkan jenis sistem pemadam kebakaran. Pada umumnya, jenis fire alarm yang telah diketahui meliputi:
1. Conventional Fire Alarm System
Alarm kebakaran konvensional dapat dikatakan sebagai alat pemadam kebakaran paling umum khususnya di area bagungan. Sistem ini menggunakan detektor asap, detektor panas dan detektor api terhubung secara terpisah ke zona (sirkuit) tertentu. Ketika salah satu detektor di sebuah zona mendeteksi potensi, alarm akan berbunyi di seluruh zona tersebut.
Kelemahan utama dari conventional fire alarm system keterbatasan dalam mengidentifikasi sumber kebakaran secara tepat sehingga bukanlah solusi ideal untuk pemukiman yang kompleks.
2. Addressable Fire Alarm System
Sistem alarm addressable merupakan solusi yang lebih modern daripada sistem konvensional. Setiap detektor memiliki alamat unik sehingga jika terjadi kebakaran, panel kontrol dapat menunjukkan secara tepat lokasi detektor yang terpicu.
Keunggulan dari fire alarm addressable berupa penggunaan sensor cerdas yang mampu mendeteksi secara tepat potensi kebakaran sehingga cocok digunakan pada bangunan bertingkat dan konsep smart city.
3. Addressable Networked Fire Alarm System
Selain menggunakan addressable fire alarm system, pada bangunan yang lebih kompleks sistem alarm addressable networked sangat direkomendasikan oleh distributor alarm.
Sistem ini terdiri dari beberapa panel kontrol yang terhubung ke jaringan komunikasi dimana setiap panel kontrol mengelola zona tertentu dalam bangunan. Jika ada potensi kebakaran, panel kontrol yang mencakup titik tersebut akan memberikan notifikasi.
Kelebihannya adalah sistem proteksi gedung terhadap kebakaran dapat dikontrol secara terpusat sehingga penanganannya lebih efektif.
4. Early Warning Fire Detection System
Sistem ini dirancang sebagai sebagai sistem yang mendeteksi kebakaran pada tahap awal dengan sensitivitas tinggi. Mereka menggunakan teknologi seperti detektor asap berbasis laser atau detektor ionisasi yang sangat sensitif. Sistem ini sangat cocok untuk lingkungan di mana deteksi dini sangat penting, seperti fasilitas industri atau laboratorium yang menyimpan bahan berbahaya.
5. Automatic Fire Suppression System
merupakan sistem yang dirancang untuk secara otomatis mendeteksi, memadamkan dan mengendalikan kebakaran tanpa perlu campur tangan manusia secara langsung. Salah satu yang paling populer adalah sistem sprinkler yang mampu mendeteksi potensi kebakaran secara cepat kemudian mengambil tindakan secara otomatis.
Baca juga: Jenis dan Rekomendasi Sistem Alarm Kebakaran
Fire Alarm Detector
Terdapat 3 jenis utama detektor dalam sistem alarm kebakaran yakni:
1. Smoke Detector/Detektor Asap
Detektor asap mendeteksi partikel asap di udara dan dapat bekerja dengan dua cara yakni detektor ionisasi yang mendeteksi perubahan arus listrik ketika partikel asap masuk dan detektor foto optik yang menggunakan cahaya untuk mendeteksi asap.
Salah satu contoh smoke detector di MBS adalah Model 4W-882 yang merupakan detektor asap photoelectric konvensional 4-kawat.
2. Heat Detector/Detektor Panas
Heat detector mengukur peningkatan suhu di sekitarnya. Ada dua jenis utama yang digunakan yakni detektor suhu tetap untuk memicu alarm ketika mencapai suhu tertentu dan detektor suhu naik untuk mendeteksi laju kenaikan suhu yang cepat.
3. Flame Detector/Detektor Api
Detektor api menggunakan sensor optik atau ultraviolet untuk mendeteksi nyala api. Jenis ini umumnya digunakan di lingkungan industri atau komersial yang memiliki potensi bahaya kebakaran tinggi.
Baca juga: Mengapa MCFA Vital dalam Fire Alarm System?
Klasifikasi Alat Pemadam Kebakaran
Alat pemadam kebakaran yang ada di distributor secara umum dibedakan berdasarkan level kebakaran, yakni:
- Kebakaran kelas A (bahan padat) menggunakan:
- Serbuk kimia (ABC atau BC) untuk memadamkan kebakaran pada bahan padat seperti kayu, kertas, kain dan plastik.
- Air untuk memadamkan kebakaran pada bahan padat.
- Busa/api cair (foam fire extinguisher) yang menggabungkan air dan bahan kimia khusus untuk membentuk busa agar dapat menghentikan pembakaran pada bahan padat.
- Kebakaran kelas B (bahan cair dan gas) menggunakan:
- Karbon Dioksida (CO2) untuk memadamkan kebakaran pada bahan cair dan gas, seperti minyak, bensin, pelarut dan gas alam.
- Busa (foam fire extinguisher) dengan membentuk lapisan pelindung di atas bahan cair yang terbakar.
- Kebakaran kelas C (listrik) menggunakan Karbon Dioksida (CO2). Alat ini aman digunakan untuk memadamkan kebakaran yang melibatkan peralatan listrik, karena CO2 tidak menghantarkan listrik.
- Kebakaran kelas D (logam) menggunakan metal fire extinguisher. Kebakaran kelas D melibatkan logam khusus seperti magnesium atau natrium.
- Kebakaran kelas K (minyak dan lemak) menggunakan kitchen fire extinguisher.
Fire Alarm dalam Sistem Hydrant vs Sistem Sprinkler
Jenis fire alarm memiliki perbedaan yang paling jelas dalam dua sistem pemadam kebakaran utama saat ini yakni sistem hydrant dan sistem sprinkler. Meskipun keduanya menggunakan sistem fire alarm yang hampir mirip yakni berupa alarm, detektor, panel kontrol dan notifikasi, terdapat perbedaan sesuai skala cakupan dan fungsinya.
1. Hydrant System
Fire hydrant merupakan alat pemadam kebakaran pada area terbuka dan luas. Komponen utamanya terdiri atas:
- Hydrant: saluran atau pipa yang terhubung dengan sumber air atau reservoir.
- Nozel: perangkat yang terhubung dengan hydrant dan digunakan untuk mengarahkan aliran air ke sumber kebakaran.
- Selang: digunakan untuk menghubungkan hydrant dengan nozel dan peralatan pemadam kebakaran lainnya.
- Pompa: untuk meningkatkan tekanan air dari sumber air utama menuju nozzle dan selang.
- Reservoir: sumber air utama dalam sistem hydrant.
Alarm yang diintegrasikan ke sistem hydrant bertujuan untuk mengevakuasi penghuni gedung atau area di lokasi kebakaran dan memberitahu kepada petugas kebakaran mengenai titik kebakaran.
2. Sprinkler System
Merupakan sistem yang dirancang untuk mendeteksi, memadamkan dan mengendalikan kebakaran di dalam gedung dan ruangan tertutup. Fungsi utama sistem sprinkler adalah memberikan pemadaman kebakaran mandiri dengan melepaskan air atau agen pemadaman api lainnya saat detektor kebakaran mendeteksi panas atau asap yang mencukupi.
Komponennya mencakup:
- Detektor: untuk mendeteksi perubahan suhu, asap dan gas yang menunjukkan adanya kebakaran.
- Panel kontrol: mengkoordinasikan tindakan selanjutnya berdasarkan sinyal dari detektor kebakaran.
- Agen pemadam api: air, busa, karbon dioksida (CO2), dan bahan kimia tertentu untuk menghentikan proses pembakaran.
- Nozzle: saluran penyemprotan.
Alarm kebakaran dalam sistem sprinkler ditujukan untuk mengevakuasi penghuni gedung sekaligus mengaktifkan sistem pemadaman mandiri dalam sistem sprinkler itu sendiri.
Rekomendasi Fire Alarm Supplier Indonesia
MBS merupakan salah satu distributor fire alarm terlengkap menyediakan produk dari brand atau merk resmi dengan standar internasional. Salah satu produk fire alarm terbaik adalah Notifier dan Hooseki.